Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap badai matahari yang diprediksikan terjadi pada 2012, karena dampaknya terkait dengan cuaca maupun iklim di Indonesia tidak signifikan.
"Apalagi kita tinggal di dekat katulistiwa dan berdekatan dengan samudera yang luas, maka tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terkena dampak dari badai matahari itu, seperti terj
adi kemarau panjang yang mengancam ketersediaan pangan dan air bersih," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Toni Agus Wijaya, Rabu (17/6).
Berdasarkan laporan laman Inggris 'New Scientist', badai matahari atau solar storm, adalah siklus ledakan dahsyat dari masa puncak aktivitas bintik matahari yang biasa terjadi setiap 11 tahun sekali.
Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa badai matahari yang akan terjadi pada 2012 memiliki daya rusak yang jauh lebih besar, antara lain terjadi kemarau panjang sehingga mengancam ketersediaan pangan dan air bersih.
Menurut Toni, sejak awal 2008 para ahli mulai melakukan pencermatan dan kajian tentang kemungkinan dampak yang timbul akibat dari badai matahari, terhadap cuaca maupun iklim di bumi.
"Sampai sekarang masih dikaji apakah nantinya badai tersebut ada pengaruhnya atau tidak terhadap cuaca maupun iklim di bumi. Yang pasti, cuaca maupun iklim sangat dinamis, sehingga kajian itu harus dilakukan terus menerus, guna mendapatkan kesimpulan yang akurat," katanya.
Ia mengatakan, matahari adalah pengendali cuaca. Sehingga perubahan cuaca maupun iklim, faktor utamanya adalah matahari.
Toni menyebutkan badai matahari terjadi karena ada aktivitas di planet matahari. "Ledakan dahsyat dari masa puncak aktivitas bintik matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali itu mengeluarkan partikel, dan panasnya sangat tinggi. Ini semacam siklus, dan sudah biasa terjadi," katanya.
Menurut dia, selama ini dampak dari badai matahari di antaranya mengganggu komunikasi melalui radio. "Tetapi, gangguannya tidak terus menerus, hanya pada saat-saat tertentu, dan biasanya hanya dua atau tiga hari," katanya.
Sementara itu, Wahana lingkungan hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan pemerintah perlu memberikan informasi kepada masyarakat luas termasuk petani dan nelayan mengenai dampak badai matahari dasyat yang diprediksikan terjadi pada 2012.
"Misalnya saja, selama ini petani kita melakukan proses tanam hanya dengan menyesuaikan musim. Tetapi jika pada 2012 musim itu sudah bisa diprediksi dan ada kaitannya dengan badai matahari, maka sebaiknya pemerintah memberikan informasi kepada petani," kata Direktur Walhi DIY Suparlan.
Ia mengatakan informasi kepada petani di antaranya mengenai cara untuk beradaptasi dan melakukan mitigasi bencana, sehingga petani dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai jenis tanaman dan waktu penanaman, sekaligus menghindari kemungkinan terjadi kekurangan pangan.
"Proses adaptasi tidak bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat, tetapi perlu dukungan pemerintah," katanya.
Sumber :Kapan lagi.com
How to Organize Your Collectible Cards
5 tahun yang lalu
0 comments:
Posting Komentar